selamat datang dan salam berjuang Free West Papua.

ALIANSI MAHASISWA PAPUA (AMP) SEKTOR TANGERANG BANTEN

-->

Selasa, 26 Juli 2016

Hanya AMP Saja Yang Angkat Kaki, Mahasiswa Papua Lain Tidak

Hanya-amp-yang-angkat-kaki-mahasiswa-papua-lain-tidakYogyakarta, PAPUANEWS.ID – Terkait rencana mahasiswa Papua meninggalkan Yogyakarta karena merasa tak aman. Pemerintah Provinsi Papua mengirim utusan bersama DPRD setempat ke Yogyakarta untuk membicarakan masalah jaminan keamanan bagi para mahasiswa yang menuntut ilmu di sana. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Pemprov Papua Hery Dosinaen saat ditemui seusai menghadiri Rakernas Perhimpunan Mahasiswa Katolik (PMKRI) di Jayapura, Senin (25/7/2016).
“Gubernur Papua Lukas Enembe mengutus perwakilan ke Yogyakarta untuk membicarakan masalah jaminan keamanan bagi para mahasiswa yang menuntut ilmu di sana, Gubernur juga telah berkoordinasi dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk mengatasi masalah anak-anak Papua yang menuntut ilmu di Yogyakarta,” kata Hery.
Selain itu, Hery menambahkan bahwa tidak semua Mahasiswa Papua yang ada di Yogyakarta akan pindah dari kota pendidikan itu, lebih jelasnya Mahasiswa yang akan pindah hanya mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) saja.
Hal itu dibenarkan oleh hery ketika dikonfirmasi seusai menghadiri Rakernas Perhimpunan Mahasiswa Katolik (PMKRI) di Jayapura, Senin (25/7/2016).
“Mahasiswa Papua di Yogyakarta kabarnya mau angkat kaki dari Yogya, itu tidak benar, tidak semua mau pindah hanya mahasiswa yang tergabung dalam AMP saja, mereka katanya tidak aman di Yogya. Selama ini kita pemerintah daerah juga sudah mengetahui AMP itu seperti apa? Mereka itu mahasiswa yang penuh akan pemikiran kritis namun selalu bermuara ke separatis, dan bapak Gubernur Papua sendiri juga sudah berkoordinasi dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk mengatasi masalah tersebut,” ucap Hery.
Kendati demikian Hery juga menjelaskan Mahasiswa Papua di AMP ini merasakan setelah mereka merasa tidak aman setelah beberapa waktu lalu di asrama Papua menggelar aksi unjuk rasa damai untuk menuntut masuknya organisasi United Liberation Movement for West Papua dalam perkumpulan negara Melanesia (MSG) sehingga oleh aparat keamanan dan sejumlah ormas pada 15 Juli 2016 mendapat pengepungan dan penangkapan terhadap mahasiswa Papua.
“Mahasiswa Papua yang tergabung dalam AMP inilah yang membuat Yogyakarta tidak aman bagi para pelajar Papua lain, AMP yang melakukan aksi demo separatis mendukung ULMWP masuk MSG, namun akibat dari ulah AMP, Mahasiswa Papua lain yang tidak ikut juga terkena imbasnya.” tutup Hery. (Red.AK)