selamat datang dan salam berjuang Free West Papua.

ALIANSI MAHASISWA PAPUA (AMP) SEKTOR TANGERANG BANTEN

-->

Sabtu, 11 Juni 2016

Suara.com - Indonesia mempunyai kekuatan yang tersimpan untuk menakut-nakuti Israel. Kekuatan ini bisa dijadikan untuk menekan Israel agar menghentikan serangan terhadap Palestina.
Pengamat Hubungan Internasional Aleksius Jemadu menyebutkan Indonesia merupakan negara demoktasi yang rakyatnya mayoritas muslim. Negara seperti ini jarang ada di dunia.
Selain Indonesia, Turki juga negara demokrasi yang mempunyai mayoritas masyarakat muslim. Turki pun sangat disegani oleh Israel.
"Dia akan memperhitungkan Indonesia sebagai kekuatan yang moderat, sebagaimana Turki. Indonesia jadi negara muslim terbesar, demokrasinya terkonsolidasi, berhasil," jelas Guru Besar Universitas Pelita Harapan itu saat berbincang dengan suara.com, Selasa (21/4/2015).
Aleksius mengamati negara yang 'disusupi' sistem demokrasi di kawasan Timur Tengah pada akhirnya runtuh. Semisal Mesir dan Libya.
"You lihat di Timur Tengah, demokrasi nggak jalan. Indonesia sudah melakukan pemilihan presiden langsung 3 kali. Artinya di sini, mitos Islam tidak bisa kopatibel dengan demokrasi, itu tidak benar. Israel tahu itu kekuatan Indonesia," papar Aleksius.
Dengan modal itu, semestinya Indonesia bisa melakukan langkah kongkrit dengan melobi negara-negara anggota Asia-Afrika yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel untuk menekan. Terutama negara Timur Tengah yang ditakuti Israel, yaitu Turki dan Mesir.
"Indonesia bisa katakan, saya akan mengajak sahabat saya untuk menekan Anda lebih jauh. Mempengaruhi negara Asia Afrika lain untuk menekan. Israel takut kehilangan sahabatnya itu. Mesir dan Turki," kata dia.
Selasa (21/4/2015) kemarin, Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdalah di‎ sela-sela  Konferensi Asia Afrika di Jakarta. Pertemuan tertutup dan singkat itu berlangsung di Kakatua Room Jakarta Convention Center.
Usai pertemuan, Jokowi mengatakan tadi telah membicarakan situasi dan kondisi bangsa Palestina yang masih dijajah sehingga kemerdekaan  bagi warga Palestina adalah keniscayaan yang harus diperoleh. Kata Jokowi, setelah pertemuan itu akan ada pertemuan untuk  menindaklanjuti untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Mantan Gubernur Jakarta‎ ini mengatakan Indonesia sudah sering menyatakan dukungan terhadap Palestina di dunia internasional agar negara itu diterima bergabung menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
BERITA MENARIK LAINNYA: 
Presiden Joko Widodo  dan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdalah. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdalah. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Pesimis Indonesia Bisa Bantu Kemerdekaan Palestina

Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel dan tak punya akses komunikasi ke Israel

Pebriansyah Ariefana :
Suara.com - Presiden Joko Widodo menyatakan mendukung kemerdekaan Palestina di Konferensi Asia Afrika ke-60 di Jakarta. Namun sepertinya itu hanya 'isapan jempol' saja.
Sebab Indonesia mempunyai posisi yang sulit untuk berdiplomasi agar serangan Israel ke Palestina dihentikan. Pengamat Hubungan Internasional Aleksius Jemadu mengatakan Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel.
"Kita bisa berbuat banyak untuk Palestina, tapi kalau tidak bisa berbuat apa-apa untuk Israel. Sama saja dia (Israel) akan terus serang Gaza. Kita tidak punya instrumen untuk menekan dia," jelas Guru Besar Universitas Pelita Harapan itu saat berbincang dengan suara.com, Selasa (21/4/2015).
Dia mengatakan perdamian di Palestina hanya bisa dilakukan dengan diplomasi 2 arah. Dua negara yang menjadi contoh bisa menekan Israel dalah Turki dan Mesir. Sehingga sebesar apapun bantuan Indonesia yang dikirimkan ke Palestina, tidak akan berpengaruh di upaya perdamaian di salah satu kawasan negara Timur Tengah itu.
"Indonesia punya instrumen untuk menekan Israel. Caranya kalau Anda punya hubungan dengan Israel. Kalau tidak punya. Yah hanya ribut dari jauh saja, Israel nggak ada dengar," katanya.
Sebelumnya sampai saat ini Indonesia belum membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Sebab Indonesia akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel juga Palestina sudah mendapat hak atas kedaulatan dan teritorialnya.
Menurut Aleksius, bisa saja Indonesia tidak membuka hubungan kerjasama dengan Israel dalam mengupayakan perdamian Palestina. Asalkan Presiden Jokowi punya inisiatif menghubungi Israel untuk memberikan tekanan.
"Paling tidak kalau tidak mempunyai hubungan diplomatik, Anda punya instrumen untuk langsung kontak dia gitu lho. kasih tahu, kamu jangan lakukan ini lho. Risikonya kayak begini. Nah kita tidak bisa ngomong dan tidak bisa ngancam. Indonesia tidak mempunyai akses dan nggak bisa ngomong," jelas dia.
Padahal di dunia internasional, Indoneia mempunya sejatah pimpin Asia-Afrika, negara muslim terbesar, dan negara besar di ASEAN.
"Itu ngeri lho. Sekarang semua kepala negara datang ke Jakarta. Tapi bagaimaa kita bisa mainkan itu?" papar Aleksius.
Selasa (21/4/2015) kemarin, Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Palestina Rami Hamdalah di‎ sela-sela Konferensi Asia Afrika di Jakarta. Pertemuan tertutup dan singkat itu berlangsung di Kakatua Room Jakarta Convention Center.
Usai pertemuan, Jokowi mengatakan tadi telah membicarakan situasi dan kondisi bangsa Palestina yang masih dijajah sehingga kemerdekaan bagi warga Palestina adalah keniscayaan yang harus diperoleh. Kata Jokowi, setelah pertemuan itu akan ada pertemuan untuk menindaklanjuti untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Mantan Gubernur Jakarta‎ ini mengatakan Indonesia sudah sering menyatakan dukungan terhadap Palestina di dunia internasional agar negara itu diterima bergabung menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Kita sudah sering sampaikan dukungan penuh kita untuk Palestina jadi anggota penuh PBB, tapi setelah ini ada pertemuan. Jadi ada langkah konkret untuk menuju yang tadi saya sampaikan," kata Jokowi.

Tidak ada komentar: